zd1 / Jelajahi Kami / Berita / Drone vs. Helikopter: Bagaimana Perang Udara di Ukraina Mengubah Doktrin Angkatan Darat AS

Drone vs. Helikopter: Bagaimana Perang Udara di Ukraina Mengubah Doktrin Angkatan Darat AS

2025-10-18Jelajah Cerdas: 154
Langit di atas Ukraina telah menjadi laboratorium brutal bagi peperangan modern, dan salah satu eksperimen paling menentukan sedang berlangsung antara drone dan helikopter. Apa yang terjadi di sana tidak akan berhenti di sana—hal ini telah memaksa Angkatan Darat AS untuk memikirkan kembali rencananya dalam perang-perang di masa depan.

Pergeseran Keseimbangan di Udara
Selama beberapa dekade, doktrin Angkatan Darat AS berpusat pada superioritas udara yang dijamin oleh pesawat berperforma tinggi. Helikopter serang seperti AH-64 Apache dianggap sebagai raja pertempuran di ketinggian rendah, mampu menyerang jauh di belakang garis musuh dengan presisi. Namun di Ukraina, kenyataannya berbeda. Drone murah dan lincah—terutama amunisi jelajah pandangan orang pertama (FPV) dan UAV pengintai yang lebih besar—telah meningkatkan risiko secara drastis bagi pesawat yang terbang rendah. Helikopter dilacak, ditargetkan, dan ditembak jatuh dengan efisiensi yang mencengangkan. Kelangsungan hidup kini tidak lagi bergantung pada lapis baja atau daya tembak, tetapi lebih pada kemampuan untuk tidak terlihat sama sekali.
Apa yang Ukraina Ajarkan kepada Dunia

  • Duel drone-helikopter tidak seimbang—dan drone menang. Helikopter tidak bisa lagi berlama-lama atau beroperasi bebas dalam jangkauan drone musuh. Pengintaian pra-peluncuran oleh UAV membuat persembunyian hampir mustahil.
  • Siluman dan kecepatan kini semakin mendesak. Program Pengangkatan Vertikal Masa Depan Angkatan Darat AS, yang mencakup pesawat baru seperti Bell V-280 Valor, kini menekankan tanda akustik yang rendah, visibilitas inframerah yang lebih rendah, dan kemampuan untuk beroperasi di wilayah udara yang diperebutkan.
  • Peperangan elektronik tidak bisa ditawar. Mengacaukan tautan drone dan memalsukan GPS telah menjadi alat penting untuk bertahan hidup—bukan sekadar tambahan.

Bagaimana Angkatan Darat AS Beradaptasi
Medan perang Ukraina telah mempercepat pergeseran doktrinal yang Angkatan Darat tahu akan terjadi tetapi sekarang mereka melihatnya sebagai sesuatu yang mendesak:

  • Operasi terdistribusi: Alih-alih serangan helikopter massal, masa depan mungkin melibatkan tim yang lebih kecil dan tersebar yang menggunakan drone sebagai pengintai dan penembak.
  • Penangkal drone sebagai kemampuan inti: Setiap platform, termasuk helikopter, mungkin memerlukan sistem penangkal UAV terintegrasi—dari pengacau soft-kill hingga pertahanan laser.
  • Memikirkan kembali peran helikopter: Helikopter dapat berevolusi dari penyerang garis depan menjadi simpul dalam “sistem sistem” yang berjaringan, berkoordinasi dengan drone alih-alih beroperasi sendiri.

Kesimpulan: Doktrin Sedang Mengejar Perjuangan
Angkatan Darat AS sedang mencermati. Pelajaran dari Ukraina jelas: era dominasi helikopter dalam pertempuran ketinggian rendah telah berakhir kecuali aset udara menjadi bagian dari rencana pertempuran terpadu yang peka terhadap drone. Doktrin Angkatan Darat versi selanjutnya tidak hanya akan mencakup drone—namun mungkin akan ditulis ulang berdasarkan drone.


Label :

Berita Terkait

Tinggalkan pesan